Jumat, 30 September 2011

From Me to Father

Mungkin ibu adalah orang yang paling berjasa dalam hidup kita…beliau yang melahirkan kita, beliau membawa kita dalam kandungan selama 9 bulan…namun tahukah kamu dibalik sosok ibu yang sangat kita kagumi ada seorang ayah!

Ketika ibu melarangku membeli kaos bola…Ayah lah yang membelikanku, ketika ada teman yang menyakitiku Ayah lah yang membelaku.

Tanpa Ayah kita tidak bisa terlahir di dunia…Ayah yang setia mendampingi ibu selama kita dalam kandungan. Ayah yang membanting tulang agar ibu tetap bisa membeli susu untuk kita…ayah yang kebingungan saat mengetahui anaknya sedang sakit. Ayah yang selalu melindungi kamu dari bahaya

Terima kasih Ayah…Terima kasih telah menjadi Ayah yang Sabar dan Setia bagi keluarga. Terima kasih telah menjaga kami sampai detik ini. Aku tahu dirimu tak sempurna, tapi bagiku kau ayah yang baik. Semoga kelak aku bisa menjadi laki-laki dan suami yang baik, sabar dan setia sepertimu ^_^ 30.9.11

Senin, 04 Juli 2011

Filosofi CINTA

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya,
“Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?”
Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana.
Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali,
kemudian ambillah satu saja ranting.
Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap
paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?”

Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik).
Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut.
Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting - ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi,
jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya
“Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah Cinta”

Senin, 06 Juni 2011

Perempuan Kecil

Ketika ada seorang Perempuan yang menyakitiku…ada seorang Perempuan kecil yang bisa membuatku tersenyum, tertawa karena tingkahnya yang lucu…membuatku sejenak lupa sakit yang kurasa…
Ketika aku pulang dalam keadaan lelah… dia memanggilku “kakak” …Lalu kutaruh tasku kemudian memeluk dan menghampiri Perempuan kecil itu...lagi- lagi lelahku hilang sejenak karenanya…
Perempuan kecil itu seperti semangat dalam hidupku…dia pula yang membuatku enggan menyakiti seseorang wanita. Karena aku juga tak ingin Perempuan kecil itu tersakiti kelak…
Cepat besar ADIK ku…semoga kau menjadi Perempuan yang sholehah dan baik. Ya…Perempuan kecil itu adalah ADIK ku :)


Selasa, 31 Mei 2011

DIA adalah CINTA

DIA datang dan pergi dalam kehidupanku…
DIA berikan kisah yang membuat hidupku lebih berwarna…
Meskipun warna yang DIA torehkan tak selalu putih…

DIA gambarkan kisah dalam hidupku…
Meskipun yang DIA gambarkan tak selalu indah…

DIA mengajarkanku bagaimana berjuang mendapatkannya…
Meskipun perjuangan ku tak selalu berakhir bahagia…

DIA mengajarkanku tentang arti kesetiaan
Meskipun kadang kesetiaan dibalas pengkhianatan 

DIA membuat ku mengerti tentang memaafkan dan dimaafkan…
Meskipun kata maaf yang terucap tak selalu tulus…

DIA mengajarkanku tentang keikhlasan….
Meskipun kadang aku tak benar-benar ikhlas melepaskannya…
Siapakah DIA…. DIA adalah CINTA… :)

Minggu, 06 Maret 2011

Surat Untuk Nurdin Halid

Mundurlah Pak…!! Kami sudah bosan melihat wajahmu menghiasi kursi PSSI
Sudah berapa banyak uang dari PSSI yang kau korupsi??
Sudah berapa banyak masyarakat Indonesia yang kau kecewakan atas kegagalan demi kegagalan timnas Indonesia…??
8 tahun kau di kursi PSSI tak ada satupun gelar yang kau berikan!!
Apakah prestasi yang kau torehkan bagi timnas Indonesia?? Timnas masuk final piala AFF...?
Timnas sudah 5 kali masuk final…jadi itu sudah biasa bagi persepakbolaan Indonesia. Yang berbeda adalah masyarakat lebih antusias di piala AFF kali ini…itupun lebih karena permainan timnas yang bagus dan perjuangan anak-anak bangsa. Bukan karena KAU!!
Tidak kah kau malu dengan statusmu sebagai mantan narapidana…hingga kau mencalonkan diri lagi menjadi ketua PSSI, setelah 8 tahun kepemimpinanmu hanya menghabiskan uang saja dan tidak menghasilkan apa-apa bagi olahraga yang paling populer di Indonesia ini…
Tidak kah kau malu dengan adanya demo dimana- mana mengharapkan kau turun dari kursi PSSI??
Itu memandakan masyarakat sudah muak dengan kelakuanmu…MUNDURLAH PAK!!
Kami hanya ingin REVOLUSI PSSI …kami hanya ingin melihat sepak bola INDONESIA berprestasi!!
“SALAM DAMAI SUPPORTER INDONESIA”

Selasa, 15 Februari 2011

THE RAIN-Bermain dengan hatiku

entah berapa lama
aku menunggu
kau buat ku percaya
kau inginkan aku

apa maumu?? bermain dengan hatiku
kau beri harapan..untuk kau remukkan
berulang kali

pernah aku berpikir
ini tak mungkin
lalu kau datang lagi
membutakan aku

apa maumu?? bermain dengan hatiku
kau beri harapan...untuk kau remukkan
berulang kali

kau tahu aku...terlalu menginginkanmu
hingga ku biarkan hati kau hancurkan
untuk ku satukan lagi...dan ku berikan padamu

kau tahu aku...terlalu menginginkanmu
hingga ku biarkan hati kau hancurkan
untuk ku satukan lagi...dan ku berikan padamu

dan tetap menunggu

Jumat, 04 Februari 2011

2 FEBRUARI 2011

Mungkin bukan lewat nada, karena Q tak bisa bernyanyi...
mungkin bukan lewat petikan suara gitar, karena Q bukan musisi...
mungkin bukan lewat sebuah puisi, karena Q bukan Kahlil Gibran...
mungkin bukan lewat rayuan dan bunga, karena Q bukan pria romantis...
mungkin bukan juga lewat hadiah yang berharga, karena Q bukanlah orang kaya...

Tapi hanya dengan sebuah kata sederhana...yang terucap dari hatiku yang tulus aku mengatakannya...

meskipun pada akhirnya kaupun tak luluh karenanya :)


Orang yang mengatakan tidak punya waktu adalah orang yang pemalas.(lichtenberg)




Rabu, 26 Januari 2011

INNO MILAN

Milan! Milan! Solo con te
Milan! Milan! Sempre per te

Cammianimo noi
accanto Ai nostril eroi
sopra un cielo blu
Conquistate voi
una stella piu
A blillar per noi,
e insieme cantiamo

Milan! Milan! Solo con te
Milan! Milan! Sempre per te

Oh oh oh oh oh oh oh oh oh oh oh oh oh

Una grande squadra sempre in festa ole

Oh oh oh oh oh oh oh ohohohohohohohoh

E insieme cantiamo!

Milan! Milan! Solo con te
Milan! Milan! Sempre per te

Con il Milan nel cuore
Nel profonde dell’anima
Un vero amico sei,
e insieme cantiamo

Milan! Milan! Solo con te
Milan! Milan! Sempre per te

Oh oh oh oh oh oh oh ohohohohohohohoho

Kamis, 06 Januari 2011

Surat untuk FIRMAN

Saya suka sekali dengan tulisan abang yg satu ini...mewakili harapan seluruh rakyat indonesia...meskipun akhirnya timnas gagal menjadi juara.sehingga saya posting di blog saya!


Kawan, kita sebaya. Hanya bulan yang membedakan usia. Kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan, akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti mereka?

Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua, bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul, tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh menang dan kalah.

Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada. Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata “bisa” belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.

Firman Utina, kapten tim nasional sepak bola Indonesia, bermain bola lah dan tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Sepak bola tidak ada urusannya dengan garuda di dadamu, sebab simbol hanya akan menggerus kegembiraan. Sepak bola tidak urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan kegembiraanmu sendiri. Di pinggir lapangan, kau tidak perlu menoleh siapa-siapa, kecuali Tuan Riedl yang percaya sepak bola bukan dagangan para pecundang.

Berlarilah Firman, Okto, Ridwan dan Arif, seolah-olah kalian adalah kanak-kanak yang tidak mengerti urusan orang dewasa.

Berjibakulah Maman, Hamzah, Zulkifli dan Nasuha seolah-olah kalian mempertahankan kegembiraan yang hendak direnggut lawan.

Tenanglah Markus, gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi masalah kegembiraan membuyarkan impian lawan.

Gonzales dan Irvan, bersikaplah layaknya orang asing yang memberikan contoh kepada bangsa yang miskin teladan.

Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang pengolah kata kepada seorang penggocek bola. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan!