Saya jadi ingat sebuah cerita tentang seorang wanita yang
mengkhianati kekasihnya karena alasan Long Distance Rabi disik eh Long
Distance Relationship.
Saya: kamu kenapa tega mengkhianati kekasihmu?
Wanita:
karena pacar saya jauh, ketemu cuma sebulan sekali. Sedangkan dia
(selingkuhan saya) hampir tiap hari selalu ada buat saya.
Saya: memangnya pacar kamu dimana dan ngapain saja,sampai bisa jarang bertemu? Kalian sudah berapa lama pacaran?
Wanita:
dia bekerja di Jakarta,sedangkan saya di solo. jadi dia pulang dan
bertemu saya sebulan sekali. Padahal kita ada rencana menikah taun
depan.tapi saya kecewa, dia gak pernah ada buat saya. Aku sama dia udah 3
tahun, dia mulai bekerja di Jakarta setahun ini.
Saya: kalo dia selingkuhan kamu itu rumahnya dimana?
Wanita:
rumahnya dekat kok, Cuma 2-3 km dari rumahku,dia freelance kerjanya.
Dia pengertian, selalu ada buat aku.sering ngasih ini itu.
Saya:
hmm, kemaren aku habis ngobrol sama pacar kamu. dia berkata, dia sangat
mencintaimu. Dia sedang berjuang mengumpulkan uang buat pernikahan
kalian taun depan, agar bisa terlaksana lebih cepat. Sebenarnya dia
inginnya pulang ke solo 3 bulan sekali, untuk menghemat biaya agar
uangnya terkumpul lebih cepat.tapi karena dia rindu kamu dan keluarganya
maka dia pulang sebulan sekali. dia libur Cuma 2 hari. jadi harus naik
pesawat buat pulang, yang biayanya tidak sedikit. Hari sabtu dia sampe
sini,dia habiskan waktunya sehari untuk bertemu orangtua dan adiknya,
minggunya kamu tau kan dia ada bersamamu.
Sedangkan untuk
selingkuhan kamu wajar dia selalu ada buat kamu, karena jarak rumah
kalian dekat. Dan pekerjaannya freelance jadi waktunya fleksibel. Saya
dapat kabar kalau selingkuhan kamu itu juga jalan sama wanita lain,
mungkin dia melakukan perhatian ini tidak hanya untukmu. untuk ini itu
yang dia berikan mungkin dia lebih suka memberi hadiah daripada berusaha
lebih cepat mengadakan ijab sah.
Jadi masalahnya bukan kekasihmu yang tidak pernah ada buat kamu, tapi kamu yang tidak mau berkorban untuk masa depan kalian.
(sang wanita mulai meneteskan air mata mendengar penjelasan panjang lebar dari saya)
Wanita: aku menyesal, jadi aku harus bagaimana?
Saya: minta maaflah pada kekasihmu jika kamu masih mencintainya. Semoga kalian masih bisa bersama.
Dan belajarlah menilai bukan dari apa yang dia berikan, tapi seberapa besar usahanya untuk memberikannya kepadamu.